Memilih jurusan kuliah adalah suatu hal
yang sangat BESAR; efeknya sungguh bukan sekedar pada 3 atau 4 tahun
saat kita menjalani kuliahnya, tapi sampai seumur hidup. It determines
what we are going to do for living, jadi jika kita dari awalnya tidak
enjoy dengan apa yang kita lakukan, we will be less likely to succeed.
Banyaaaaaak sekali yang bertanya pada
saya kenapa saya gak ngambil musik sebagai major saya.
Musik memang
sudah menjadi minat saya dari kecil. Saya lahir sebagai anak dari
seorang pemusik dan selama hidup saya ini, musik memang sudah selalu
menjadi “makanan” saya sehari-hari. Dan sekarang walaupun saya bersyukur
saya sudah punya karir sebagai penyanyi, saya merasa bahwa saya butuh
sesuatu yang lain dan lebih untuk masa depan saya apalagi dengan kondisi
industri musik yang sering labil seperti sekarang ini – trend cepat
sekali berganti, bahkan banyak sekali mereka yang tidak mengerti apapun
soal musik ikutan masuk ke industri musik. Jadi dari pada saya “terjebak” di dalamnya, saya rasa ada baiknya saya mencari ilmu baru dan menambah wawasan saya.
Saya juga melihat papa saya kini bisa
berhasil walaupun tanpa pendidikan formal di bidang musik. Papa saya
alumni arsitek di UI dan hanya pernah les piano klasik selama satu/dua
tahun saat dia masih kecil. Sisanya, ia belajar otodidak dari buku-buku
dan pengalaman-pengalamannya. Dan kini ia punya orkestranya sendiri.
Tapi ia berkata, sesungguhnya ilmu di arsiteknya pun banyak berguna di
dalam pekerjaannya kini. Selain karena bisa membantu mendesign studio
dan terkadang panggung, arsitektur juga membantunya mengasah tentang
struktur, komposisi, dan juga imajinasinya yang ia bisa apply ke
musiknya.
Lalu kini, saya pun kini memilih jurusan
Ekonomi. Jujur sejujur-jujurnya, saya masih belum merasa pasti nantinya
saya akan bekerja sebagai apa di bidang ini. Tapi sejak bertemu
pelajaran Ekonomi di SMA, saya memang begitu tertarik. Karena sejak itu,
semua yang saya baca di koran dan tonton di berita tiba-tiba jadi make
sense.
Saya semakin tertarik juga karena membaca
sebuah buku yang sebenarnya waktu itu hanya saya pilih secara random,
judulnya The Economic Naturalist. Di cover belakang buku itu tertulis:
Why do brown eggs cost more than white ones?
Why is there a light in your fridge but not in your freezer?
Why did Kamikaze pilots wear helmets?
The answer is simple: economics.
Saya merasa lucu bagaimana buku ini
menunjukkan bahwa teori-teori ekonomi dapat menjelaskan banyak sekali
kejadian sehari-hari. Dan saya menjadi sadar bagaimana ekonomi
sebenarnya sungguh dekat dengan kehidupan kita. Bukan hanya masalah
hitung-hitungan uang, perdagangan, dan resesi. Tapi pilihan sehari-hari
kita pun, seperti either to eat martabak or nasi goreng, bisa
dihubungkan dengan teori ekonomi lewat opportunity cost nya.
Lalu, jika dilihat dari skala lebih
besarnya, ekonomi pun punya peran yang sangat besar bagi negara dan para
penduduknya. Ekonomi lah yang menciptakan lapangan kerja, memastikan
kita dapat memenuhi our basic necessities, dan bahkan membuat kita bisa
menikmati makanan-makanan import dari Jepang atau barang-barang murah
dari China.
Saya juga merasa bahwa economic
performance suatu negara sering sekali dijadikan indicator kesuksesan
negara tersebut. Saya bangga Indonesia termasuk deretan negara-negara
yang survive, bahkan mengalami growth, saat global recession 2008 lalu.
Dan lihatlah kini semua mata tertuju pada Greece karena masalah ekonomi
yang sedang dialaminya.
Sekarang saya belajar semua ini dengan
harapan (siapa tau) saya bisa menyumbangkan sesuatu lah untuk membantu
masalah-masalah ekonomi di Indonesia. Siapa tau juga kalau suatu saat
nanti saya bisa menjadi seorang Menteri Ekonomi. Siapa tau kan? ;) Tapi
ini juga sebenarnya tidak menutup kemungkinan untuk saya kembali ke
dunia musik. Mungkin nanti jika saya kembali menjadi seorang penyanyi,
saya juga bisa sambil membantu mengatasi masalah piracy dan penjualan CD
yang sekarang semakin terpuruk. Yang penting kini saya merasa enjoy
menekuni major saya, belajar sebanyak-banyaknya, dan lulus dulu dengan
nilai yang baik. o:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar